Pada abad ke-20 datang beberapa pegawai bangsa Belanda yang berhaluan
komunis di Indonesia. Salah satu diantaranya adalah Sneevliet. Disamping
sebagai pegawai, Sneevliet juga aktif menyebarkan paham komunis.
Sneevliet menyadari bahwa usahanya untuk mendapatkan dukungan rakyat
Indonesia melalui organisasi yang akan didirikannya itu tidak mungkin
berhasil. Oleh karena itulah ia menjalin hubungan dengan Semaun yang
pada saat itu menjabat sebagai ketua Sarekat Islam cabang Semarang.
Pada tahun 1914 Sneevliet mendirikan organisasi yang bercorak Marxis
dengan nama Indische Social Demokratische Vereeniging (ISDV) yang
berpusat di Semarang. Bersama dengan Semaun, Sneevliet berhasil
mengembangkan ISDV yang berpaham Marxis dan mempengaruhi anggota-anggota
dari Sarekat Islam.
Hal ini pula yang menyebabkan Sarekat Islam pecah menjadi dua, yaitu
Sarekat Islam putih dengan pemimpinnya HOS Cokroaminoto dan Sarekat
Islam merah dengan pemimpinnya Semaun.
Pada tahun 1920 Sarekat Islam merah bergabung dengan ISDV dan membentuk Partai Komunis Indonesia (PKI).
Partai ini diketuai oleh Semaun dan wakilnya Darsono. Akan tetapi
beberapa tokoh bangsa Belanda yang tidak menyetujui pembentukan PKI akhirnya memisahkan diri dan kemudian membentuk Indische Social Demokratische Party (ISDP) dengan F. Bahler sebagai ketuanya.
Hubungan PKI dengan pemerintah kolonial Belanda semakin renggang
bahkan semakin memburuk. Hal ini sebagai akibat timbulnya
pemogokan-pemogokan yang mengarah kepada masalah timbulnya konflik
antara pemerintah kolonial Belanda dengan PKI.
Kemudian pada tahun 1926 PKI melakukan pemberontakan di wilayah Jawa
Barat (sekitar daerah Banten) dan pada tahun 1927 di Sumatera Barat.
Dengan kegagalan pemberontakan PKI tersebut, maka pada tahun 1927
pemerintah kolonial Belanda menyatakan PKI sebagai partai terlarang
berdiri di wilayah indonesia.
Setelah pemberontakan itu gagal, Musso, Alimin dan tokoh-tokoh PKI
lainnya melarikan diri keluar negeri. Pemimpin PKI yang tidak setuju
melakukan pemberontakan lari ke Thailand dan kemudian mendirikan partai
baru yang bernama Partai Republik Indonesia (PARI) yang berpusat di
Bangkok (1927).
No comments:
Post a Comment